ASET SAFE HAVEN Tetap Pegang EmasBisnis, JAKARTA — Sete-lah tenggelam di zona merah dalam beberapa hari, harga logam kuning sedikit berge-liat pada perdagangan Selasa (9/3). Investor disarankan te-tap memegang emas sembari menanti momen rebound.

Berdasarkan data Bloom-berg hingga pukul 18.00 WIB kemarin, harga emas di bursa berjangka Comex tercatat naik 0,67% ke level US$1.716,60 per troy ounce. Sempat mengalami tekanan di awal perdagangan, logam mulia mampu bertahan di atas level psikologis US$1.700 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas di pasar spot diperdagangan di level US$1.708,09 per troy ounce, naik 0,56% dari pe-nutupan Senin.

Pada akhir April lalu, harga emas sempat menyentuh level tertingginya US$1.765 per troy ounce. Namun, logam mulia itu justru mengalami tren pe-nurunan setelahnya. Sekalipun kerusuhan di Amerika Serikat sudah pecah, harga emas tidak kunjung terangkat.

Direktur TRX Garuda Ber-jangka Ibrahim Suabi menga-takan emas memang sedang menunjukkan tren penurunan. Menurutnya emas akan te-rus melemah sampai ke level US$1.660 per troy ounce.

“Untuk saat ini masih ada koreksi, karena kemungkinan akan menuju US$1.650 per troy ounce setelah itu baru akan rebound,” katanya.
Meski demikian, Ibrahim menyarankan investor ritel untuk tidak menjual emasnya meskipun kerap melemah. Untuk saat ini, Ibrahim me-nyarankan untuk wait and see terlebih dahulu sebelum tergesa menjual aset aman.

Banyak investor yang ber-alih ke aset berisiko karena ekonomi kembali pulih pasca pembatasan.

Namun, Ibrahim menilai masih terdapat potensi kenaik-an harga emas bila ketegangan Amerika Serikat dan China kembali memanas pascade-monstrasi ‘black live matters’. Selain itu, Korea Utara dan Korea Selatan juga sedang membara hingga potensi pe-mutusan hubungan politik.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan ini waktu yang tepat untuk menambah kepemilikan di tengah tren penurunan. Me-nurutnya, terdapat peluang rebound karena risiko pandemi Covid-19 masih menghantui.

“Wabah pandemi masih ada, data-data ekonomi masih memburuk, ada potensi perang dagang lanjutan antara AS dan China, dan risiko lainnya yang bisa mendorong pasar kembali masuk ke aset safe haven,” katanya. (Pandu Gumilar)
DONGKRAK PRODUKSI GULA NASIONALFoto udara memperlihatkan deretan truk pengang-kut tebu antre menurunkan muatan saat giling tebu perdana di Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar, Jawa Timur, Selasa (9/6). Pabrik gula RMI menagetkan mampu memproduksi gula sekitar 900.000 ton dengan hasil produksi harian sebesar 7.500 TCD (tones of cane per day) yang diharapkan mampu mendongkrak produksi gula nasional.
READ MORE LIKE THIS