MELAWAN PANDEMI Strategi Digital Memperkuat Layanan MedisBisnis, JAKARTA– Sejak awal Maret, Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus perdana Covid-19. Hingga kini, kondisi pandemi global yang terjadi di hampir seluruh negara-negara di dunia tersebut, masih mengalami penambahan kasus di Tanah Air.

Sejauh ini, paling tertinggi, dalam sehari terjadi sebanyak hampir 1.000 kasus positif Covid-19. Belum ada tanda-tanda penambahan kasus mereda hing-ga berujung pada berakhirnya pandemi.

Pandemi inipun mengancam seluruh sendi kehidupan dan kekuatan tiap negara di dunia. Covid-19 memaksa setiap negara memperkuat kapasitas layanan kesehatan, hingga kemampuan tenaga medis dalam penanganan pandemi novel corona baru.

Aksi cepat dan akurat dibu-tuhkan guna menanggulangi ledakan kasus. Tak hanya Indonesia, negara- negara di dunia lainnya, bahkan negara maju di Eropa dan Amerika pun merasa kelimpungan menghadapi pan-demi Covid-19.

Sejak semula, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengungkapkan dalam pe-nanganan wabah kali ini, dibutuhkan sinergi dan aksi seluruh pihak. Pemerintah tak bisa bekerja sendirian, dibu-tuhkan banyak relawan medis baik dokter maupun perawat, hingga kerja sama masyarakat membatasi penyebaran Covid-19.

Virus yang kali pertama di-identifikasi di Wuhan, China inipun membawa tantangan tak mudah bagi tenaga medis se-cara global. Sebagai virus anyar dengan daya tular yang cepat, mengharuskan standar pena-nganan yang aman dan tepat.

Karena itu, tak ada alternatif lain bagi praktisi medis untuk mengadopsi standar pena nganan yang telah disahihkan WHO. Un-tuk Indonesia, hal tersebut mene-mukan dua tantangan sekaligus, yakni 
menambah jumlah tenaga medis yang bersumber dari re-lawan, serta mempersiapkan mereka dengan pengetahuan tentang standar penanganan Covid-19 sesuai rujukan WHO.

Menjawab tantangan itu bu-kan perkara mudah di tengah pendemi yang berkecamuk. Se-gala mobilitas dan kegiatan yang melibatkan pertemuan fisik pun mengalami pembatasan.

Satu-satunya langkah efektif dan efisien di tengah situasi tersebut, yakni menggunakan saluran teknologi informasi. Da-lam menjawab persoalan itu, Docquity hadir.

Pada 19 Maret 2020, Kemen-trian Kesehatan mengumumkan kerjasama dengan Docquity, se-bagai anggota Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) perekrutan dan pemberian pelatihan bagi tenaga medis untuk menangani Covid-19.

Atensi merupakan asosiasi yang mewadahi berbagai ap-likasi telemedisin di Indonesia. Docquity dipilih karena dinilai telah merangkul ratusan ribu dokter di Indonesia sebagai peng-guna aktifnya yang setiap saat dapat terhubung untuk mengiku-ti materi edukasi secara daring, untuk mendukung himbauan Pemerintah agar melakukan pembatasan sosial.

Berdasarkan catatan, sejauh ini, Docquity selaku mitra Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per 26 Mei, telah sukses merekrut 590 dokter yang terdiri dari dokter umum dan spesialis yang siap terjun melawan wabah.

Sebelum terjun dan selama bertugas, para tenaga medis tersebut selalu mendapatkan informasi maupun edukasi ter-kait perkembangan Covid-19. Sejak awal Maret 2020, Docquity memberikan materi pembahasan edukasi dan informasi Covid-19 via daring meliputi topik deteksi dini pasien COVID-19, evakuasi, penggunaan APD, pemasangan alat intubasi, pemilihan obat, hingga ke penanganan jenazah pasien COVID.
Pelatihan sekaligusemaparan materi edukasi dan informasi mengenai penanganan pasien Covid-19 oleh Prof. DR. Dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An.KlC-KAKV selaku Ketua PP PERDATIN (Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia) yang dilakukan secara daring bagi para dokter relawan yang dilakukan melalui platform Docquity.
READ MORE LIKE THIS