This is how the Install App dialog will look like once your App goes live.
KURS DOLAR AS LOYO Pasar Lirik Aset BerisikoBisnis, JAKARTA — Tren pasar yang kembali menyukai aset lebih berisiko membuat produk safe haven, dolar AS, kembali loyo. Apalagi, data ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam yang memba-ik dan angka ekspor China membawa sinyal perbaikan ekonomi.
Data nonfarm payrolls (NFP) AS meningkat menjadi 2,5 juta pada periode Mei 2020, berbanding terbalik dengan proyeksi analis yang memper-kirakan adanya penurunan. Realisasi itu juga jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sete-lah jatuh ke level 20,7 juta.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa isu yang menjadi pu-sat perhatian pasar saat ini adalah pembukaan kembali ekonomi yang diharapkan dapat mempercepat pemulih-an ekonomi global di tengah pandemi Covid-19.
Sentimen itu sangat positif dan mendorong pelaku pasar mulai mengalihkan asetnya ke aset yang lebih berisiko untuk memanfaat peluang kenaikan imbal hasil di aset berisiko. Hal itu pun pada akhirnya membuat aset safe haven seperti dolar AS ditinggalkan.
Padahal, pada medio Maret 2020 dolar AS sempat menjadi aset primadona karena kepani-kan investor atas kekurangan likuiditas di tengah anjloknya semua aset termasuk emas sekalipun. Indeks dolar AS sempat melonjak hingga me-nyentuh 102,81, level tertinggi sejak awal 2017.
Pada perdagangan Senin (8/6) hingga pukul 17.00 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak mele-mah 0,1% ke level 96,843. Pelemahan ini melanjutkan tren koreksi selama 6 hari berturut-turut.
“Sementara ini, dolar AS memang sedang tertekan. Ini mungkin bakal bertahan bila data-data ekonomi mengkon-fi rmasi pulihnya ekonomi se-telah pembukaan lockdown,” ujar Ariston kepada Bisnis, Senin (8/6).
Di sisi lain, Ariston men-jelaskan bahwa pasar masih mewaspadai isu negatif seperti penyebaran Covid-19 gelom-bang kedua karena pembu-kaan lockdown dan potensi perang dagang terutama antara AS dan China yang bisa me-micu pasar kembali ke dolar sebagai aset aman.
Dengan begitu, dolar AS masih berpotensi menjadi aset primadona tahun ini. HENTIKAN TREN PENURUNANKaryawati menunjukanlogam mulia emas di Tangerang, Banten, belum lama ini. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) pada Senin (8/6) tetap pada level Rp876.000 per gram. Dengan demikian, emas Antam menghentikan tren penurunan sejak pekan kemarin.