KONSUMSI LISTRIK TURUN
DMO Batu Bara Bakal MelesetBisnis, JAKARTA — Tar-get wajib pasok domestik (DMO) batu bara diyakini bakal meleset tahun ini seiring dengan melemahnya permin-taan dari industri pengguna di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Baru Bara In-donesia (APBI) Hendra Sina-dia mengatakan saat banyak negara tujuan ekspor batu bara melakukan lockdown, maka penjualan dalam negeri menjadi pasar utama bagi para penambang.

Namun, memang tidak di-mungkiri PT PLN [Persero] dan beberapa IPP [produsen listrik swasta] menurunkan target permintaan batu bara “Menurut estimasi kami dari beberapa sumber, per-mintaan batu bara domestik menurun drastis, yaitu sekitar 100 juta ton yang mana lebih rendah dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan pe-merintah, yaitu sebesar 155 juta ton,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/6).

Untuk diketahui, sepanjang tahun ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan DMO batu bara tahun ini mencapai 155 juta ton.

Adapun, DMO batu bara sepanjang kuartal I/2020 ter-diri atas penyediaan tenaga listrik sebesar 25,6 juta ton. 
Sementara, kebutuhan batu bara domestik untuk sektor nonkelistrikan umum men-capai 5,93 juta ton.

Pasalnya, perusahaan yang tidak memenuhi DMO me-nurut aturan akan dikenai sanksi berupa kompensasi.

Hendra menuturkan kom-pensasi yang dimaksud ini berupa uang yang bukan meru-pakan bagian dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), melainkan sanksi untuk men-dorong perusahaan melaksa-nakan kewajiban DMO.

Menurutnya, dalam kondisi saat ini sanksi tersebut akan memberatkan beban keuang-an perusahaan yang sedang berjuang mengatasi kesulitan arus kas di tengah pandemi Covid-19.
 
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli menga-takan batu bara merupakan energi primer paling dominan dalam pembangkitan listrik. Dengan demikian, turunnya konsumsi listrik tentu akan menggerus serapan batu bara.

“DMO dapat dipastikan tidak akan tercapai sesuai target. Ini selaras dengan proyeksi GDP [produk do-mestik bruto]yang hanya 2% dari sebelumnya 5% hingga 6%,” ucapnya.

Pekerja melakukan
perawatan regulator sektor jaringan gas rumah tangga (jargas) di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6). PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) bagian dari Holding Migas PT Pertamina, memperluas pengem-bangan Infrastruktur dan Utilisasi Gas Bumi Nasional dengan target penambahan sambungan jargas rumah tangga sebanyak 4 juta sambungan.
READ MORE LIKE THIS